Sempat dalam Sempit

Hi gorgeous, seberapa sering kamu merasa kalau waktumu amat terbatas dalam satu hari? Atau kamu merasa dalam sehari, rasanya kurang untuk melakukan beberapa hal yang kamu lakukan. Emm … atau kamu merasa dalam sehari, rasanya malah bingung ingin ngelakuin apa?

Tulisan ini kayaknya bakal lebih cocok untuk kamu yang punya kegiatan banyak, atau untuk kamu yang emang ngerasa waktu terasa begitu cepat dalam kegiatanmu yang random, sebatas ngejalanin hari dengan rutinitasmu yang biasa, dan ya .. kayak nggak nemu jam yang pas untuk kamu bisa upgrade diri karena rasanya harimu gitu-gitu aja.

Nggak perlu jauh kita bahas tentang kesempatan besar dari permasalahan yang ada. Kita fokus dalam keseharian kita dulu.

Begini, sempit yang dimaksud adalah tentang: kesulitan, masalah, tantangan, atau bahkan krisis. Dan di saat seperti itu, kesempatan selalu ada, hadir tanpa disadari. Kesempatan di sini adalah tentang: peluang atau potensi untuk pertumbuhan, inovasi, atau perubahan positif.

Dalam hidup, kita tidak bisa lepas dan lari dari masalah. Mau sebagaimanapun kita mencari kedamaian, selalu saja ada masalah muncul entah datangnya darimana. Dan ini wajar, jadi yang kita perlukan adalah tau bagaimana menghadapi masalah yang ada.

Di saat masalah yang hadir terasa mulai memberatkan, sesederhana kita yang nggak bisa memanage pola hidup kita dengan baik (bangun tidak teratur, jam makan berantakan, kegiatan yang sering nggak sesuai jadwal, suasana kamar hancur lebur) kita akan merasa super drain. Dan itu menjadi masalah. Kita jadi nggak bisa lakuin hal yang (lebih) berguna dalam keseharian dan akhirnya, setelah kita fokus hanya dengan kegiatan lainnya (kelas, kuliah, kerja, usaha) kita jadi mengabaikan hal lain yang justru malah membuat kita jatuh ke sebuah tantangan yang lebih besar: buruknya management diri mengakibatkan kejatuhan dalam hidup.

Itulah momen kita merasa sesak, dan pergerakan kita terbatas. Waktu terasa sempit dan akhirnya kita nggak ngelakuin apa-apa.

Bagaimana menemukan kesempatan dalam kesempitan?

  • Ubah Perspektif: Alih-alih hanya fokus pada masalah, coba cari potensi atau celah yang mungkin ada. Misal, di saat kita bisa menggunakan waktu di pagi hari untuk scroll media sosial, kita bisa menggantinya untuk berolahraga. Bisa jadi, kamu membuka media sosial di pagi hari, hanya sebagai caramu untuk lari dari kenyataan hidupmu di hari itu. Kenapa nggak coba dengan lari sungguhan di sekitaran rumahmu?
  • Berpikir Kreatif: Jangan terpaku pada solusi konvensional. Cari ide-ide baru dan tidak biasa. Karena kamu itu unik, kamu selalu punya caramu sendiri kan untuk menyelesaikan masalah? Lakukan itu. Kamu nggak terjebak kok dengan keadaan saat ini. Kalau kamu bisa nemu celahnya, kamu malah bisa menjadikan keadaanmu jadi sebuah peluang baru untuk perkembangan yang lebih luas di hidupmu. Ayo bangun relasi!
  • Jeli Mengamati Kebutuhan yang Muncul: Perhatikan perubahan perilaku, masalah baru, atau kekurangan yang timbul akibat kesulitanmu. Kalau kamu merasa sulit untuk fokus dalam bekerja karena kamu merasa nggak nyaman sama suasana, kamu bisa dekor meja kerjamu. Atau hal lainnya, yang bisa membuatmu jadi lebih nyaman.
  • Berani Bertindak: Mengenali peluang saja tidak cukup. Dibutuhkan keberanian untuk mengambil risiko dan bertindak. Jangan cuma dipikirkan. Kesempitan itu benar-benar hadir di saat kita hanya diam berpikir, dan waktu dalam sehari tiba-tiba habis. Lalu kamu dihadapkan dengan kenyataan “OH DAMN, BESOK UDAH SENIN.”
  • Fleksibel dan Adaptif: Situasi sulit seringkali berubah dengan cepat. Kemampuan untuk beradaptasi adalah kunci. Kalau kita dihadapkan dengan tekanan yang berkaitan dengan deadline, mau nggak mau kita mesti putar otak, kan? Jadi, biasakan diri untuk menghadapi tekanan, cobalah untuk bersikap tenang, hindari panik dan emosi, supaya jalan keluar dan peluang kesempatan ini benar-benar jadi bisa terlihat di depan mata.
  • Belajar dari Pengalaman: Setiap kesulitan dan setiap upaya untuk menemukan peluang di dalamnya adalah pelajaran berharga. Kamu mungkin bosan dengan kalimat ini, tapi kamu akan berterimakasih pada dirimu sendiri kalau kamu benar-benar sudah belajar dari pengalamanmu dendiri.

Semangat gorg!